Selasa, 29 Oktober 2013

Senin, 28 Oktober 2013


DEMOKRASI
SEBUAH METODE PEMBODOHAN RAKYAT 

Tak pernah terpikirkan siapa dia menjadi pemimpin rakyat, sebuah riwayat yang direkayasa menjadi panutan sekelompok manusia untuk percaya bahwa dia bisa membawa keelokan bangsa ini. Dari mulut ke mulut yang lain bercerita tentang kebijaksanaan para-para pendaki pemerintahan, menaiki tangga muslihat memijak kepala-kepala manusia yang lainnya agar dia bisa memegang kuasa sebahagian wewenang kemakmuran tanah air ini dalam periode ini.
Demokrasi diartikan oleh para ahli adalah sebuah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, ini adalah sebuah istilah bahwa rakyat mengenal, mendukung, memberi kesempatan pada seseorang dari golongannya untuk mengatur kemakmuran negeri ini.
Namun realita yang terjadi di tanah air tercinta ini, mereka para ahli muslihat membuat kelompok-kelompok politik dengan strategi bermacam-macam cara untuk kemenangan kelompoknya, dalam hal ini rakyat menjadi objek untuk mencapai keinginan. Rakyat adalah pencari kemakmuran dan dalam  metode lain diceritakan bahwa rakyat adalah tangan tuhan yang bisa menunjuki siapa yang bisa membawa negeri ini kepada kemakmuran.
Rakyat mulai menjadi pengunjung disaat penjual obat datang menawarkan barang dagangannya, rakyat mulai dihipnotis dengan bau-bauan yang katanya menjanjikan, akhirnya rakyat mulai membeli dan menawarkan pada orang-orang terdekat tentang apa yang telah dijanjikan, namun Sungguh disayangkan bila seseorang yang dipercaya malah menjadi racun penyakit sehingga pengharapan terhadap kemakmuran menjadi impian hampa belaka.
Demokarasi dalam artian sangatlah manjur untuk bangsa yang penuh perbedaan ini, namun dikarenakan strategi-strategi yang berlalu merubah arti demokrasi ini menjadi metode pembodohan rakyat. Sehingga rakyat menjadi korban pembodohan kelompok-kelompok politik dan sungguh disayangkan lagi terkisahkan permusuhan-permusuhan abstrak karena terdapat perbedaan dalam mengikuti sebuah kelompok politik.
Rakyat mulai terserang penyakit demokrasi, dimana dalam pemakmuran terdapat pengasingan kelompok-kelompok rakyat oleh kelompok lain yang meraih kemenangan, seakan dijadikan anak tiri dari bangsa sendiri, dimanakah letak keadilan dalam negeri demokrasi ini, seakan terjadi pemecahan-pemecahan kasih sayang karena terdapat perbedaan dalam cara memilih walaupun pemecahan ini tak realita diketahui oleh rakyat sendiri.
Beginilah bangsa ini hingga terus menerus akan seperti ini karena demokrasi yang diartikan tidak lagi sejalan sesuai artinya. Contohnya seperti di desa “A” pada saat pemilihan meraih suara terbanyak kelompok politik “1” sedangkan pada desa “B” meraih suara terbanyak pada kelompok politik “2” pada tahap akhir pengumpulan suara maka dinyatakan kelompok politik “1” yang berhak mendapatkan kursi kekuasaan, maka kelompok politik “2” tak dapat berbuat apa-apa dalam hal kemakmuran sehingga rakyat pemilih kelompok politik “2” menjadi imbas demokrasi yang tak adil dan merata.
Sungguh seakan rakyat menjadi objek permainan demokrasi yang tak bertanggung jawab.

Wallahu ‘alam bi sawaf

Banda Aceh, 28 Oktober 2013

Minggu, 29 Juli 2012

PERAN WILAYATUL HISBAH DALAM UPAYA MENGAWAL PELAKSANAAN SYARI"AT ISLAM DI ACEH


PERAN WILAYATUL HISBAH DALAM UPAYA MENGAWAL PELAKSANAAN SYARI’AT ISLAM DI ACEH

Nama                           : HIDAYAT
Nim                              : 140 607 235
Fakultas/Jurusan           : Syari’ah/Jinayah wa Siyasah, IAIN Ar-Raniry
Tanggal  Munaqasyah   : 31 Juli 2012
Lulus Dengan Nilai        :
Tebal Skripsi                : 68 halaman
Pembimbing I                : Dr. Khairuddin, S.Ag, M.Ag
Pembimbing II              : Bukhari, S.Ag, M.Ag

ABSTRAK

            Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006, kedudukan Wilayatul Hisbah (WH) semakin kuat dan kewenangannya semakin luas. Sejak saat itu WH menjadi bagian dari institusi Satpol PP, namun kondisi tersebut ternyata sangat menyulitkan petugas WH dalam melaksanakan tugas-tugasnya, karena dibebani tugas-tugas memelihara dan menyelenggarakan ketenteraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah (Qanun), Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur, melakukan sosialisasi, pengawasan, pembinaan, penyidikan, dan pembantuan pelaksanaan hukuman dalam lingkup peraturan perundang-undangan di bidang syari’at Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan WH dalam pemerintahan Aceh, mengetahui peran WH dalam mengawal syari’at Islam di Aceh, dan mengetahui peluang dan tantangan WH ke depan. Dalam mengkaji dan membahas skripsi ini digunakan metode penelitian studi kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukan kedudukan WH dalam Pemerintahan Aceh setelah menjadi bagian dari institusi Satpol PP memperoleh legalitas hukum yang kuat dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia dan memiliki wewenang yang lebih luas dari sebelumnya. Peran WH sebelumnya hanya melakukan pengawasan dan pembinaan dan perbantuan eksekusi, namun setelah bergabung dengan Satpol PP, petugas WH yang telah menjadi PPNS juga berperan dalam penyidikan. Peluang WH ke depan dalam menjalankan perannya sangat besar dengan adanya kesadaran masyarakat terhadap syari’at Islam serta keseriusan pemerintah untuk meninjau kembali faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan syari’at Islam dan memprihatinkan tantangan-tantangan yang menjadi hambatan WH seperti merekrut personil, menambah anggaran operasional, serta menambah sarana fasilitas. Dalam kaitan tersebut, penulis menyarankan kepada WH agar lebih banyak lagi melakukan sosialisasi tentang syari’at Islam pada masyarakat, kepada pemerintah agar lebih serius lagi memprihatinkan kebutuhan lembaga WH, dan kepada masyarakat agar menumbuhkan kesadaran terhadap syari’at Islam.

Sabtu, 03 Maret 2012

HARGAI SUARA MEREKA WALAUPUN DENGAN KATA MAAF DAN ALASAN KEMASHLAHATAN



HARGAI SUARA MEREKA WALAUPUN DENGAN KATA MAAF DAN ALASAN KEMASHLAHATAN
Kebersamaan itu hadir ketika senyum itu sama-sama terlahir ketika melihat sesuatu yang indah, cemberut itu terlahir ketika sama2 melihat sesuatu yang aneh, kesedihan itu terlahir ketika sama sama menyaksikan kedukaan.
Kebersamaan itu sangat indah ketika sama sama kita menggambar suasana yang menarik dan berbuah kebanggaan, lain halnya ketika berbuat sendiri dan berhasil sendiri, namun keberhasilan bersama itu sangatlah indah tersakan, namun sayangnya bila ada diantara kita yang merengut tak bahagia dan juga tak sejalur dengan kita, ini yang selalu menjadi problematika dalam solidaritas sehingga tak ada yang bisa menjawab untuk suatu keputusan.
Apalah arti sebuah keegoisan bila semua orang tak mendengar, tak menghiraukan, tak juga bersimpati, tanam saja dalam dalam apa yang menjadi ambisi pribadi agar semua merasa nyaman dengan sebuah keputusan, semua punya hak namun forum solidaritas hanya bisa mengambil keputusan dari suara terbanyak dan mempertimbangkan suara suara yang bersifat pribadi, ketegasan yang harus didalami oleh pemimpin sebuah forum solidaritas adalah harus mampu mengabaikan suara suara yang bersifat pribadi seperti itu, dan juga harus mampu menyatukan hak mereka yang merasa suaranya terabaikan dengan menyarankan ke forum keputusan keputusan yang bersifat menengah agar semua suara merasa beruntung dan teradili.
Pemimpin forum juga harus menguasai emosional diri sendiri dan juga suara forum yang meninggi, karena suara yang bersifat emosional itu bisa berakibat pemecahan apabila pemimpin forum tidak bisa meredamnya secara cepat dan tak menyinggung perasaannya, dan juga memberi keluesan pemikiran yang bersifat intelektual dan bisa dicerna oleh mereka, dan jangan lupa dengan kata kata maaf dalam memisahkan suara suara yang tak diterima forum agar tak berkesan di abaikan begitu aja,
Banyak kita dapati di forum bahwa suara-suara yang tak diterima langsung di langkahi dan tak di tanggapi serta dilanjuti dengan pembicaraan suara lainnya, ini akan berakibat fatal dalam solidaritas dan sama aja membuat pemecahan secara tidak langsung yang sangat berbahaya, menjadi pembicaraan yang tidak enak diluar forum sehingga forum tercemar nama baiknya, benar bila waktu dijadikan sebuah alasan untuk itu, namun hati mereka tak ada alasan untuk tidak kecewa akan sikap yang seperti itu.
Oleh karena beraneka ragamnya hal-hal yang dapat menjadikan pemecahan solidaritas tersebut saran penulis dalam artikel ini adalah bersikap baik kepada semua orang walaupun sebodoh apapun suara yang dikeluarkan tapi sedikitnya hargailah dengan kata maaf, dan memberi alasan yang tepat agar mereka yang bersuara tak merasa kecewa dengan apa yang telah mereka keluarkan, dan sebagai pemimpin di suatu forum manapun itu, memihak adalah hal yang terburuk untuk solidaritas maka siikapi semua suara mereka dengan kepandaian dan ilmu yang anda miliki agar tak ada yang terabaikan dan mereka senang bersatu walaupun suaranya tak didengar tapi mereka telah memiliki anda yang bisa memahami mereka dan tidak mengabaikan mereka, dan mereka memercayai anda akan membawa mereka ke jalan yang meutuah dan Adil.

Wassalam

Penulis : Hidayat M. Hasan, mahasiswa Fakultas Syari’ah Jinayah Wa Siyasah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh
sumber : http://alhayyaq-safar.blogspot.com/

Minggu, 19 Februari 2012

KETIKA JIWAMU KALUT


KETIKA JIWAMU KALUT

Kebahagiaan  tak bisa dirasa
Kesedihan  tak bisa dilukis
Keresahan  tak terungkap
Kegalauan tak terfikir
Kegundahan  tak terukir
Ketakutan  tak ber-ngeri
Kesenduan tak terjamah

Lantas.. apa yang sedang terjadi ketika kekosongan sudah tak butuh lagi dengan ruang?
Bila pahit dan getir sedang terasa
Meski  tak menetes bau amis darah bisa tercium

Hingga ratusan bunga bangkai dirasa menjadi permaisuri
Kita lihat kumel dan pucatnya batu itu, yang selalu berdoa semoga bisa menjadi emas
Dan bukit yang sedang cemburu dengan dataran bumi
Juga laut yang menatap iri dengan luas sabana
Semuanya hanyalah muntahan dari ketololan sebuah ambisi
Sampai-sampai bintang tsuroyya pun ingin di beli

Coba lihat manusia itu…
Emosi tertahan
Hingga nafsu pun bungkam
Dan berhasil dijinakkan

“apa yang harus dilakukan…?”
Sementara hati kian lama menyanyikan riuh tangis yang tak pernah terdengar
Benang yang kusut mungkin masih bisa di urai
Tapi, ketika hati yang kalut siapa yang bisa melerai…?

“Biarkan Tuhan dengan caraNya sendiri yang memutuskan,

Tidak usah kita ganggu dengan aneka macam ide-ide gila dan sok tahu yang diucap dalam do’a harian…”


Senin, 30 Januari 2012

Lihatlah Susunan Batu yang Dijatuhi Daunan Kering itu!!!!!


LIHATLAH SUSUNAN BATU DENGAN HIASAN DAUN  ITU!!!
Hidayat M. Hasan K. Syam
Sangat indah bila dipandang, daun-daun kering berjatuhan menjadi hiasan susunannya mempesona seakan-akan iya sangat indah dan berarti. Mencoba kita telusuri hal nyata dan logika pada susunan batu itu, apa yang kita harap dari susunan batu yang indah dengan daun-daunan kering menghiasinya padahal semuanya tidaklah berarti bila dilogikan secara duniawi.
Batu kerikil? Untuk apa itu bila kita sedang berjalan di atasnya, mungkinkah iya berharga dan bisa memberi kita manfaat keberadaannya, atau membuat bangunan dengan sedikit jumlahnya, saya rasa tidak mungkin dan mustahil. Begitu juga daun-daunan kering yang menghiasinya dan berwarna kuning membuat yang memandangnya melayang-melayang memikirkan hal indah pesonanya yang membuat yang memandangnya akan mengabadikannya menjadi sebuah pandangan indah baik dengan kamera Hand Phone atau digital yang sedang iya bawa. Padahal daun kering itu adalah sesuatu benda yang telah mati dari kehidupan hakekatnya yaitu dari pohon dan gugur ditiup angin dan layaknya adalah sampah ketika iya menyebar luas kehalaman rumah atau ruko yang kita singgahi.
Sebagai resapan tentang keindahan susunan batu yang dihiasi daun-daun kering itu maka cobalah kita memikirkan persamaan dengan kehidupan ini yang begitu susahnya atau begitu rumitnya bahkan tak ada sedikitpun peluang untuk kita bisa bahagia maka akan muncul pikiran bagi kita indahnya susunan batu itu dengan daun-daun kering yang menghiasinya itu adalah keindahan bagi mata kita yang akan fana, foto yang diabadikan atau rasa senang dengan keindahannya akan hilang begitu saja sampai-sampai tak ada waktu untuk kita memikirkannya lagi.
Penulis mengambil intisari dari apa yang penulis paparkan yaitu penulis berusaha untuk menjelaskan bagaimana kehidupan dunia ini yang sementara dan akan berakhir pada saatnya, kita telah dilalaikan dengan hal-hal indah yang ada di dunia ini tanpa memikirkan suatu hari akan ada yang namanya hari pembalasan, yang membuat orang-orang yang lalai akan menyesal telah terlalai dengan tipu daya keindahan dunia yang akan fana ini seakan-akan iya akan hidup selamanya di dunia ini maka sungguh rugilah bagi mereka yang lalai.
Dunia yang telah tua ini terus saja dihiasi oleh manusia yang tak mengetahui padhal sebentar lagi dunia ini akan berakhir sesuai janji, dan Allah SWT juga telah memperingati orang-orang yang lalai akan duniawi dalam dalam firmannya:
(#þqßJn=ôã$# $yJ¯Rr& äo4quysø9$# $u÷R9$# Ò=Ïès9 ×qølm;ur ×puZƒÎur 7äz$xÿs?ur öNä3oY÷t/ ֍èO%s3s?ur Îû ÉAºuqøBF{$# Ï»s9÷rF{$#ur ( È@sVyJx. B]øxî |=yfôãr& u$¤ÿä3ø9$# ¼çmè?$t7tR §NèO ßkÍku çm1uŽtIsù #vxÿóÁãB §NèO ãbqä3tƒ $VJ»sÜãm ( Îûur ÍotÅzFy$# Ò>#xtã ÓƒÏx© ×otÏÿøótBur z`ÏiB «!$# ×bºuqôÊÍur 4 $tBur äo4quysø9$# !$u÷R$!$# žwÎ) ßì»tFtB Írãäóø9$# ÇËÉÈ
Artinya :
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.