Minggu, 29 Juli 2012

PERAN WILAYATUL HISBAH DALAM UPAYA MENGAWAL PELAKSANAAN SYARI"AT ISLAM DI ACEH


PERAN WILAYATUL HISBAH DALAM UPAYA MENGAWAL PELAKSANAAN SYARI’AT ISLAM DI ACEH

Nama                           : HIDAYAT
Nim                              : 140 607 235
Fakultas/Jurusan           : Syari’ah/Jinayah wa Siyasah, IAIN Ar-Raniry
Tanggal  Munaqasyah   : 31 Juli 2012
Lulus Dengan Nilai        :
Tebal Skripsi                : 68 halaman
Pembimbing I                : Dr. Khairuddin, S.Ag, M.Ag
Pembimbing II              : Bukhari, S.Ag, M.Ag

ABSTRAK

            Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006, kedudukan Wilayatul Hisbah (WH) semakin kuat dan kewenangannya semakin luas. Sejak saat itu WH menjadi bagian dari institusi Satpol PP, namun kondisi tersebut ternyata sangat menyulitkan petugas WH dalam melaksanakan tugas-tugasnya, karena dibebani tugas-tugas memelihara dan menyelenggarakan ketenteraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah (Qanun), Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur, melakukan sosialisasi, pengawasan, pembinaan, penyidikan, dan pembantuan pelaksanaan hukuman dalam lingkup peraturan perundang-undangan di bidang syari’at Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan WH dalam pemerintahan Aceh, mengetahui peran WH dalam mengawal syari’at Islam di Aceh, dan mengetahui peluang dan tantangan WH ke depan. Dalam mengkaji dan membahas skripsi ini digunakan metode penelitian studi kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukan kedudukan WH dalam Pemerintahan Aceh setelah menjadi bagian dari institusi Satpol PP memperoleh legalitas hukum yang kuat dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia dan memiliki wewenang yang lebih luas dari sebelumnya. Peran WH sebelumnya hanya melakukan pengawasan dan pembinaan dan perbantuan eksekusi, namun setelah bergabung dengan Satpol PP, petugas WH yang telah menjadi PPNS juga berperan dalam penyidikan. Peluang WH ke depan dalam menjalankan perannya sangat besar dengan adanya kesadaran masyarakat terhadap syari’at Islam serta keseriusan pemerintah untuk meninjau kembali faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan syari’at Islam dan memprihatinkan tantangan-tantangan yang menjadi hambatan WH seperti merekrut personil, menambah anggaran operasional, serta menambah sarana fasilitas. Dalam kaitan tersebut, penulis menyarankan kepada WH agar lebih banyak lagi melakukan sosialisasi tentang syari’at Islam pada masyarakat, kepada pemerintah agar lebih serius lagi memprihatinkan kebutuhan lembaga WH, dan kepada masyarakat agar menumbuhkan kesadaran terhadap syari’at Islam.

Sabtu, 03 Maret 2012

HARGAI SUARA MEREKA WALAUPUN DENGAN KATA MAAF DAN ALASAN KEMASHLAHATAN



HARGAI SUARA MEREKA WALAUPUN DENGAN KATA MAAF DAN ALASAN KEMASHLAHATAN
Kebersamaan itu hadir ketika senyum itu sama-sama terlahir ketika melihat sesuatu yang indah, cemberut itu terlahir ketika sama2 melihat sesuatu yang aneh, kesedihan itu terlahir ketika sama sama menyaksikan kedukaan.
Kebersamaan itu sangat indah ketika sama sama kita menggambar suasana yang menarik dan berbuah kebanggaan, lain halnya ketika berbuat sendiri dan berhasil sendiri, namun keberhasilan bersama itu sangatlah indah tersakan, namun sayangnya bila ada diantara kita yang merengut tak bahagia dan juga tak sejalur dengan kita, ini yang selalu menjadi problematika dalam solidaritas sehingga tak ada yang bisa menjawab untuk suatu keputusan.
Apalah arti sebuah keegoisan bila semua orang tak mendengar, tak menghiraukan, tak juga bersimpati, tanam saja dalam dalam apa yang menjadi ambisi pribadi agar semua merasa nyaman dengan sebuah keputusan, semua punya hak namun forum solidaritas hanya bisa mengambil keputusan dari suara terbanyak dan mempertimbangkan suara suara yang bersifat pribadi, ketegasan yang harus didalami oleh pemimpin sebuah forum solidaritas adalah harus mampu mengabaikan suara suara yang bersifat pribadi seperti itu, dan juga harus mampu menyatukan hak mereka yang merasa suaranya terabaikan dengan menyarankan ke forum keputusan keputusan yang bersifat menengah agar semua suara merasa beruntung dan teradili.
Pemimpin forum juga harus menguasai emosional diri sendiri dan juga suara forum yang meninggi, karena suara yang bersifat emosional itu bisa berakibat pemecahan apabila pemimpin forum tidak bisa meredamnya secara cepat dan tak menyinggung perasaannya, dan juga memberi keluesan pemikiran yang bersifat intelektual dan bisa dicerna oleh mereka, dan jangan lupa dengan kata kata maaf dalam memisahkan suara suara yang tak diterima forum agar tak berkesan di abaikan begitu aja,
Banyak kita dapati di forum bahwa suara-suara yang tak diterima langsung di langkahi dan tak di tanggapi serta dilanjuti dengan pembicaraan suara lainnya, ini akan berakibat fatal dalam solidaritas dan sama aja membuat pemecahan secara tidak langsung yang sangat berbahaya, menjadi pembicaraan yang tidak enak diluar forum sehingga forum tercemar nama baiknya, benar bila waktu dijadikan sebuah alasan untuk itu, namun hati mereka tak ada alasan untuk tidak kecewa akan sikap yang seperti itu.
Oleh karena beraneka ragamnya hal-hal yang dapat menjadikan pemecahan solidaritas tersebut saran penulis dalam artikel ini adalah bersikap baik kepada semua orang walaupun sebodoh apapun suara yang dikeluarkan tapi sedikitnya hargailah dengan kata maaf, dan memberi alasan yang tepat agar mereka yang bersuara tak merasa kecewa dengan apa yang telah mereka keluarkan, dan sebagai pemimpin di suatu forum manapun itu, memihak adalah hal yang terburuk untuk solidaritas maka siikapi semua suara mereka dengan kepandaian dan ilmu yang anda miliki agar tak ada yang terabaikan dan mereka senang bersatu walaupun suaranya tak didengar tapi mereka telah memiliki anda yang bisa memahami mereka dan tidak mengabaikan mereka, dan mereka memercayai anda akan membawa mereka ke jalan yang meutuah dan Adil.

Wassalam

Penulis : Hidayat M. Hasan, mahasiswa Fakultas Syari’ah Jinayah Wa Siyasah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh
sumber : http://alhayyaq-safar.blogspot.com/

Minggu, 19 Februari 2012

KETIKA JIWAMU KALUT


KETIKA JIWAMU KALUT

Kebahagiaan  tak bisa dirasa
Kesedihan  tak bisa dilukis
Keresahan  tak terungkap
Kegalauan tak terfikir
Kegundahan  tak terukir
Ketakutan  tak ber-ngeri
Kesenduan tak terjamah

Lantas.. apa yang sedang terjadi ketika kekosongan sudah tak butuh lagi dengan ruang?
Bila pahit dan getir sedang terasa
Meski  tak menetes bau amis darah bisa tercium

Hingga ratusan bunga bangkai dirasa menjadi permaisuri
Kita lihat kumel dan pucatnya batu itu, yang selalu berdoa semoga bisa menjadi emas
Dan bukit yang sedang cemburu dengan dataran bumi
Juga laut yang menatap iri dengan luas sabana
Semuanya hanyalah muntahan dari ketololan sebuah ambisi
Sampai-sampai bintang tsuroyya pun ingin di beli

Coba lihat manusia itu…
Emosi tertahan
Hingga nafsu pun bungkam
Dan berhasil dijinakkan

“apa yang harus dilakukan…?”
Sementara hati kian lama menyanyikan riuh tangis yang tak pernah terdengar
Benang yang kusut mungkin masih bisa di urai
Tapi, ketika hati yang kalut siapa yang bisa melerai…?

“Biarkan Tuhan dengan caraNya sendiri yang memutuskan,

Tidak usah kita ganggu dengan aneka macam ide-ide gila dan sok tahu yang diucap dalam do’a harian…”


Senin, 30 Januari 2012

Lihatlah Susunan Batu yang Dijatuhi Daunan Kering itu!!!!!


LIHATLAH SUSUNAN BATU DENGAN HIASAN DAUN  ITU!!!
Hidayat M. Hasan K. Syam
Sangat indah bila dipandang, daun-daun kering berjatuhan menjadi hiasan susunannya mempesona seakan-akan iya sangat indah dan berarti. Mencoba kita telusuri hal nyata dan logika pada susunan batu itu, apa yang kita harap dari susunan batu yang indah dengan daun-daunan kering menghiasinya padahal semuanya tidaklah berarti bila dilogikan secara duniawi.
Batu kerikil? Untuk apa itu bila kita sedang berjalan di atasnya, mungkinkah iya berharga dan bisa memberi kita manfaat keberadaannya, atau membuat bangunan dengan sedikit jumlahnya, saya rasa tidak mungkin dan mustahil. Begitu juga daun-daunan kering yang menghiasinya dan berwarna kuning membuat yang memandangnya melayang-melayang memikirkan hal indah pesonanya yang membuat yang memandangnya akan mengabadikannya menjadi sebuah pandangan indah baik dengan kamera Hand Phone atau digital yang sedang iya bawa. Padahal daun kering itu adalah sesuatu benda yang telah mati dari kehidupan hakekatnya yaitu dari pohon dan gugur ditiup angin dan layaknya adalah sampah ketika iya menyebar luas kehalaman rumah atau ruko yang kita singgahi.
Sebagai resapan tentang keindahan susunan batu yang dihiasi daun-daun kering itu maka cobalah kita memikirkan persamaan dengan kehidupan ini yang begitu susahnya atau begitu rumitnya bahkan tak ada sedikitpun peluang untuk kita bisa bahagia maka akan muncul pikiran bagi kita indahnya susunan batu itu dengan daun-daun kering yang menghiasinya itu adalah keindahan bagi mata kita yang akan fana, foto yang diabadikan atau rasa senang dengan keindahannya akan hilang begitu saja sampai-sampai tak ada waktu untuk kita memikirkannya lagi.
Penulis mengambil intisari dari apa yang penulis paparkan yaitu penulis berusaha untuk menjelaskan bagaimana kehidupan dunia ini yang sementara dan akan berakhir pada saatnya, kita telah dilalaikan dengan hal-hal indah yang ada di dunia ini tanpa memikirkan suatu hari akan ada yang namanya hari pembalasan, yang membuat orang-orang yang lalai akan menyesal telah terlalai dengan tipu daya keindahan dunia yang akan fana ini seakan-akan iya akan hidup selamanya di dunia ini maka sungguh rugilah bagi mereka yang lalai.
Dunia yang telah tua ini terus saja dihiasi oleh manusia yang tak mengetahui padhal sebentar lagi dunia ini akan berakhir sesuai janji, dan Allah SWT juga telah memperingati orang-orang yang lalai akan duniawi dalam dalam firmannya:
(#รพqรŸJn=รดรฃ$# $yJ¯Rr& รคo4quysรธ9$# $u÷R9$# ร’=รรจs9 ×qรธlm;ur ×puZƒรŽur 7รคz$xรฟs?ur รถNรค3oY÷t/ ร–รจO%s3s?ur รŽรป ร‰AยบuqรธBF{$# ร»s9÷rF{$#ur ( รˆ@sVyJx. B]รธxรฎ |=yfรดรฃr& u$¤รฟรค3รธ9$# ¼รงmรจ?$t7tR §NรจO รŸkรku รงm1uŽtIsรน #vxรฟรณรรฃB §NรจO รฃbqรค3tƒ $VJ»sรœรฃm ( รŽรปur รotร…zFy$# ร’>#xtรฃ ร“ƒรx© ×otรรฟรธรณtBur z`รiB «!$# ×bยบuqรดรŠรur 4 $tBur รคo4quysรธ9$# !$u÷R$!$# žwรŽ) รŸรฌ»tFtB รrรฃรครณรธ9$# ร‡ร‹ร‰รˆ
Artinya :
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

Minggu, 29 Januari 2012

TAHAJUD Sepertiga Malam_Ku

Hidayat M.hasan K.Syam

Alhayyaq Ciicyubaturii

TAHAJUD Sepertiga Malam_Ku


Kutuai siang disepertiga malam 
aku lamunkan semua peristiwa menjadi dramatis kehidupan
tak ada yang mampu mencari hati ini
meski menerawangnya sampai kebalik langit yang hitam
kugagahkan semangat untukmu
agar di alam itu aku menerimanya dengan kanan yang baik


perlu dipahami segala isi bumi ini hanya iklan semata
melalaikan jiwa, melupakan hati, mengubah taqwa pada_Nya
keinginan semu ini tak akan pernah kupungkiri
demi mendapatkan cita-cita sejati yang kekal abadi
kuukirkan dilema didaun yang kering itu 
agar terbang sembarang dilalui angin-angin kehidupan
agar hilang tak kupeduli.


setelah dihembus ruh ini 
aku telah berjanji dan tak akan kulupa hingga aku kembali kepada_Nya
kutuai pagi hingga siang hari di bawah mentari 
yang takkan percuma panasnya membakar kulit ini
dibandingkan dengan apa yang dibalas nanti
aku lafaskan setiap hari
kutumpukan semua pada waktu yang lima itu


dengan mengucapkan nama_Nya setiap kerja yang kuperbuat
semata hanya untuk menyambung nyawa ini agar tak terabaikan
agar diri_Nya tidak benci padaku bila mengabaikan karuniaNya
rezekiNya, nafasNya, RagaNya yang aku telah diciptakan
aku mohon hanya padaNya tunjukilah aku setiap apa yang menjadi keraguan
setiap apa yang aku bimbangkan, 


hanya padaNya aku berlutut karena aku percaya tak ada ciptaanNya
yang mampu dan sanggup atas segalanya,

By :  Alhayyaq Ciicyubaturii (Hidayat M. hasan K. Syam)
desa Lam Bheu, kecamatan Darul Imarah, kabupaten Aceh Besar
mahasiswa Fakutas Syari'ah, Jinayah Wa Siyasah IAIN-Ar-Raniry

Kamis, 19 Januari 2012

Segeralah Melakukan Amal Salih

             
Abu Hurairah r.a. bekata: Bersabda Nabi SAW: “Segeralah melakukan amal salih, sebab akan terjadi fitnah besar bagaikan gelap malam yang sangat gulita. Ketika itu seorang pada pagi hari mu’min, tiba=tiba pada sore hari berbalik kafir, menukar agama karena sedikit keuntungan dunia yang sederhana. (Muslim)
Selintas, hadits ini tidak banyak memberikan pelajaran kepada kita. Seolah-olah tidak ada korelasi positif antara melakukan amal salih dengan tiba-tiba berubahnya orang mu’min menjadi kafir. Tetapi, apabila kita mau merenungkannya sejenak, kemudian kita kaitkan dengan fenomena kehidupan yang terjadi di sekeliling kita, ternyata hadits ini mengandung pelajaran yang sangat berharga bagi kita dan keluarga.
Sebelumnya, mari kita pahami terlebih dahulu tentang pengertian amal salih. Tetapi pengertian amal salih disini bukan bersifat final. Siapapun boleh memberikan kritisi, sekrianya pengertian amal salih ini, menurutnya, keliru atau kurang sempurna. Amal salih adalah perbuatan sunah yang kita lakukan setelah kita memenuhi kewajiban kita kepada Allah yang berupa sholat fardhlu (sembahyang wajib) atau kewajiban yang lain ketika kewajiban itu sudah tiba waktunya bagi kita untuk mengerjakannya, misalnya puasa romadhan atau mengeluarkan zakat fitrah. Dengan pengertian ini, tentu timbul pertanyaan dalam hati kita. Bagaimanakah keabsahan amalan sunah yang kita lakukan, padahal kita belum atau bahkan tidak mengerjakan amalan yang wajib. Misalnya mengerjakan sholat dhuha’ padahal tidak mengerjakan sholat subuh. Atau mengerjakan sholat tarawih padahal tidak puasa. Atau berinfaq padahal tidak membayar zakat fitrah. Untuk lebih amannya saya mengatakan subhat/samar tentang keabsahan amalan semacam ini. Karena yang berhak menentukan sah atau tidaknya adalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Orang-orang Mu’min yang Wira’i (berhati-hati) tentu mereka menganggap bahwa amalan ini tidak sah untuk dirinya sendiri.
Berikutnya mari kita telaah tentang kalimat orang mu’min yang menjadi kafir dengan tiba-tiba. Terhadap orang yang sudah jelas kekafirannya, tentu kita sudah menaruh kewaspadaan penuh. Jauh-jauh kita sudah tidak memberikan kepercayaan tentang apapun terhadapnya. Tetapi terhadap orang mu’min, mungkinkah kita memperlakukannya seperti itu. Rasa-rasanya tidaklah patut bagi kita memperlakukan orang mu’min sebagaimana kita memperlakukan orang kafir. Terhadap orang mu’min tentu kita sudah menaruh kepercayaan penuh kepadanya. Tidak perlu ada rasa curiga dan ragu lagi. Bahaya baru akan terjadi ketika orang mu’min tersebut tiba-tiba berubah menjadi kafir. Padahal saat itu tentu kita sedang tidak menaruh kercurigaan apapun terhadapnya. Saat itu pun kita sedang tidak mempunyai kekhawatiran akan terjadinya bahaya yang ditimbulkannya. Sering kita lihat di layar kaca atau kita baca di media cetak, bahwa kebanyakan pelaku kejahatan terhadap anak-anak adalah orang yang dekat dengan kita. Pelaku kejahatan terhadap anak-anak adalah orang yang tidak pernah kita duga sebelumnya.
Agar peristiwa-peristiwa menyedihkan dan memilukan itu tidak menimpa keluarga kita, maka disini amal salih kita yang sangat berperan. Karena ketika kita sudah melakukan amal salih, maka Allah SWT akan selalu menyertai, menolong dan menghindarkan kita dari peristiwa-peristiwa menyedihkan yang tidak pernah kita duga bakal menimpa keluarga kita.
Wahai anakku, janganlah engkau menunda-nunda lagi untuk mengerjakan amal salih. Musibah dan bencana selalu siap menimpa kita, dimanapun kita berada. Musibah dan bencana bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Hanya dengan amal salih saja kita bisa selamat dari ancaman musibah dan bencana itu, amien…….

Birrul Walidain Lebih Baik Daripada Jihad Fisabilillah.

Hidayat M. Hasan K. Syam
Birrul Walidain Lebih Baik 
Daripada Jihad Fisabilillah

Ketika Rasulullah SAW ditanya tentang amalan apakah yang paling disukai oleh Allah SWT, Beliau menjawab: “Sholat pada waktunya.” Kemudian apa lagi yaa Rasulullah?, Beliau menjawab: “Birrul walidain.” Kemudian apalagi yaa Rasulullah?, Beliau menjawab: “Jihad fisabilillah.”
Kalau kita mau memperhatikan hadits ini dengan cermat, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa amalan yang paling disukai oleh Allah yang pertama adalah sholat pada waktunya, kemudian berbuat baik kepada kedua orangtua, baru kemudian yang terakhir adalah jihad fisabilillah.
Oleh karena Birrul Walidain itu lebih baik daripada Jihad fisabilillah, sudah barang tentu pahalanya juga lebih baik. Untuk itu, di bawah ini, saya sajikan dua buah hikayat. Hikayat yang pertama berkisah tentang pahala Jihad fisabilillah dan hikayat yang kedua berkisah tentang pahala Birrul Walidain. Dengan menyajikan dua hikayat ini, diharapkan para pengunjung Blog saya ini bisa memperolah gambaran yang jelas tentang keduanya.
Hikayat 1 tentang pahala Jihad fisabilillah:
Al Yafi’i pernah bercerita dari Syech Abdul Wahid bin Zaid. Pada suatu hari kami duduk di majlis kami sebagaimana biasanya, kami telah bersiap untuk pergi berperang. Sungguh aku telah memberikan perintah kepada sahabat-sahabat untuk mendengarkan suatu ayat yang akan dibacakan di muka mereka. Ada seorang lelaki yang membacakan ayat di majlis kami. “Sesungguhnya Allah telah membeli orang-orang mu’min diri dan harta benda mereka, sebab sesungguhnya mereka akan memeroleh surga.”
Lantas ada seorang anak yang masih berusia limabelas tahun atau sederajatnya berdiri, padahal ayahnya sudah meninggal dunia, namun ditinggali harta benda yang banyak, lalu berkata: “Wahai Abdul Wahid bin Zaid, sesungguhnya Allah telah membeli diri dan harta benda orang-orang mu’min, sebab sesungguhnya mereka akan memeroleh surga?” Aku berkata: “Ya wahai anakku yang tercinta.” Dia berkata kepadaku: “Aku telah menyaksikan kepadamu bahwa aku telah menjual diriku dan harta bendaku kepada Allah agar aku memeroleh surga.” Aku (Abdul Wahid) berkata: “Sesungguhnya tikaman pedang yang tajam lebih berat daripada itu, sedang kulihat kamu masih kecil. Sesungguhnya aku khawatir bila kamu nanti tidak sabar dan kamu tidak mampu menghadapi resiko peperangan.” Dia berkata: “ Wahai Abdul Wahid, aku sudah baiat kepada Allah agar aku mendapatkan surgaNya lantas aku tidak mampu? Aku menyaksikan kepada Allah baiatku ini.”
Abdul Wahid berkata: “Sesungguhnya kami merasa terkalahkan dengan keimanan yang dimiliki oleh anak semacam ini, lantas kami berkata di dalam hati: “Seorang anak berakal sedang kami masih kurang berakal.” Anak tersebut keluar dengan membawa seluruh harta bendanya untuk disumbangkan dalam perjuangan kecuali kuda, senjata dan bekalnya belaka.
Ketika hari yang dijanjikan untuk berangkat perang telah tiba, maka anak itu permulaan orang yang tampak pada kami, lalu berkata: “Assalamu alaikum wahai Abdul Wahid,” lalu aku menjawab salamnya dan kukatakan: “Sungguh akad jual belimu telah beruntung banyak.” Kemudian kami berjalan menuju medan tempur, sungguhpun demikian ternyata anak itu berpuasa di waktu siang dan malampun melakukan shalat. Dengan hati yang gembira dia melayani kami, memelihara binatang kami dan menjaga kami bila kami tertidur. Lantas sampailah perjalanan kami ke tanah Romawi.
Ketika kami sudah sampai di tanah Romawi, lantas pemuda itu menghadap kepada kami seraya berkata: “Sungguh rinduku telah lama mencekam kepada Al Aina Al Mardhiyah.” Lantas beberapa temanku berkata: “Barangkali pemuda itu tergoda oleh setan atau kemasukan jin atau mungkin akalnya sudah tidak sadar lagi.” Aku berkata: “Wahai anakku yang tercinta, apakah maksud Al Aina Al Mardhiyah itu?” Dia menjawab: Sesungguhnya aku pernah tidak sadar, lantas aku melihat seolah-olah ada orang datang kepadaku, lalu berkata kepadaku: “Pergilah kamu untuk menjumpai Al Aina Al Mardhiyah, lantas aku diajak berkunjung ke pertamanan yang terdapat sungai yang airnya tidak berubah. Kulihat di tepi sungai itu ada beberapa perempuan yang mengenakan pakaian dan perhiasan yang menarik, sungguh aku sulit melukiskan kecantikan dan daya tarik perhiasan dan pakaiannya.
Ketika mereka melihat aku, langsung mereka berkata: “Ini suami Al Aina Al Mardhiyah, lalu aku berkata: “assalamu alaikum, apakah ada di kalangan kamu Al Ana Al Mardhiyah?” Lalu mereka menjawab: “Kami hanya sebagai pelayannya, oleh karena itu berjalanlah terus kesana.”
Akupun berjalan menelusuri lorong-lorong di mukaku, lalu aku berjumpa dengan sungai dari susu yang putih bersih, rasanya pun tidak berubah. Di sana terdapat pertamanan yang penuh dengan dekorasi yang memikat hati dan beberapa wanita yang cantik. Ketika aku melihat mereka, akupun tertarik lantaran kecantikannya sulit kulukiskan. Ketika mereka melihat kepadaku, langsung mereka menyambutku dengan hati yang gembira, mereka berkata: “ Inilah suami Al Aina Al Mardhiyah.” Aku mengucapkan salam kepada mereka dan bertanya: Apakah diantara kamu  ada Al Aina Al Mardhiyah?” Mereka menjawab salamku, dan memanggilku dengan kata wahai waliyullah, kami hanya sebagai pembantunya, oleh karena itu berjalanlah terus ke depan. Lantas akupun berjalan ke depan, tahu-tahu aku berjumpa dengan sungai dari khomer dan di tepinya ada beberapa wanita yang menarik.
Dengan daya pikat masing-masing  wanita itu, akupun lupa terhadap wanita yang sebelumnya. Akupun mengucapkan salam untk mereka, aku bertanya:

Jumat, 13 Januari 2012

SIAPAKAH AL-JASSASAH????????/

  SIAPAKAH AL-JASSASAH....????????????

Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Fathimah binti Qais berkata,”Aku mendengar suara seruan dari muadzin Rasulullah saw untuk melaksanakan shalat maka aku pun berangkat ke masjid dan shalat bersama Rasulullah saw. Aku shalat di shaff para wanita dibelakang kaum laki-laki. Ketika shalat sudah selesai, Rasulullah saw duduk diatas mimbar sambil tersenyum beliau bersabda,”Demi Allah sesungguhnya aku mengumpulkan kalian bukanlah untuk suatu kabar gembira atau kabar buruk akan tetapi aku mengumpulkan kalian karena Tamim ad Dari yang dahulunya seorang laki-laki pemeluk agama Nasranai kini telah memeluk islam dan membaiatku.
Ia telah berkata kepadaku dengan suatu perkataan yang pernah aku katakan kepada kalian tentang al Masihaddajjal. Ia mengisahkan perjalanannya kepadaku bahwa ia berlayar dengan sebuah kapal laut bersama 30 orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam. Kemudian mereka terombang-ambing oleh ombak (badai) selama satu bulan. Hingga mereka terdampar di sebuah pulau ditengah laut didaerah tempat terbenamnya matahari, Lalu mereka duduk (istirahat) di suatu tempat yang terletak sangat dekat dengan kapal.
Setelah itu mereka masuk kedalam pulau tersebut lalu mereka bertemu dengan seekor binatang yang berbulu lebat sehingga mereka tidak dapat memperkirakan mana ekornya dan mana kepalanya karena tertutup oleh bulunya yang terlalu banyak.
Mereka berkata,”Celaka, dari jenis apakah kamu ini.” Ia menjawab,”Saya adalah al jassasah. Mereka bertanya,”Apakah al jassasah itu? (tanpa menjawab) ia berkata,”Wahai orang-orang pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!”
Tamim ad Dari berkata,”Katika ia telah menjelaskan kepada kami tentang laki-laki itu, kami pun terkejut karena kami mengira bahwa ia adalah setan. Lalu kami segera berangkat sehingga kami memasuki biara tersebut, di sana terdapat seorang manusia yang paling besar (yang pernah kami lihat) dalam keadaan terikat sangat kuat. Kedua tangannya terikat ke pundaknya serta antara dua lutut dan kedua mata kakinya terbelenggu dengan besi.
Kami berkata,”Celaka, siapakah kamu ini?’ ia menjawab,”Takdir telah menentukan bahwa kalian akan menyampaikan kabar-kabar kepadaku, maka kabarkanlah kepadaku siapakah kalian ini?’ Mereka menjawab,”Kami adalah orang-orang Arab yang berlayar dengan sebuah kapal, tiba-tiba kami menghadapi sebuah laut yang berguncang lalu kami terombang-ambing di tengah laut selama satu bulan dan teradamparlah kami di pulau ini. Lalu kami duduk di tempat yang terdekat dengan kapal kemudian kami masuk pulau ini maka kami bertemu dengan seekor binatang yang sangat banyak bulunya yang tidak dapat diperkirakan mana ekor dan mana kepalanya karena banyak bulunya. Maka kami berkata,’Celaka, apakah kamu ini?’ ia menjawab,”Aku adalah al jassasah.’ (Tanpa menjawab) ia berkata,”Pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita yang kalian bawa! Lalu kami segera menuju tempat kamu ini dan kami terkejut bercampur takut karena mengira bahwa kamu ini adalah setan.”
Ia (laki-laki besar yang terikat itu) berkata,”Beritakanlah kepada saya tentang pohon-pohon korma yang ada didaerah Baisan?” Kami berkata,”Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya?” Ia berkata,”Saya menanyakan pakah pohon-pohon korma itu berbuah?’ Kami menjawab,’Ya.’ Ia berkata,’Adapun pohon-pohon korma itu maka ia (sebentar lagi) hampir saja tidak akan berbuah lagi.’
Kemudian ia berkata lagi,”Beritakanlah kepadaku tentang danau Tiberia.’ Mereka berkata,”Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya? Ia bertanya,”Apakah ia tetap berair?’ kami menjawab,’Ya.’ Ia berkata,’adapun airnya, maka ia (sebentar lagi) hampir saja akan habis.’
Kemudian ia berkata lagi,’Beritakanlah kepada saya tentang mata air Zugar.’ Mereka menjawab,’Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya?’ Ia bertanya,”Apakah di sana masih ada air dan penduduk di sana masih bertani dengan menggunakan air dari mata air Zugar itu?’ Kami menjawab,’benar, ia berair banyak dan penduduknya bertani dari mata air itu.’

Kamis, 12 Januari 2012

KISAH ABU NAWAS

HIDAYAT M. HASAN K.SYAM
Kisah Abu Nawas hadir kembali pada malam hari ini dengan kisah yang tak kalah seru dari si cerdik Abu Nawas.

Pada suatu hari Abu Nawas tengah melihat pertunjukan monyet ajaib. Ajaib karena si monyet ini hanya mau diperintah oleh pemiliknya saja, kalau diperintah oleh orang lain maka dia akan menolak.

Namun, dengan kecerdasan yang dimilikinya, Abu Nawas akhirnya berhasil mengecoh si monyet sehingga menuruti perkataan Abu Nawas.
Seru Kan.



Ikuti Kisahnya.
Pada suatu hari yang cerah, Abu Nawas telah mendapatkan peri tah dari Raja Harun Ar-Rasyid untuk mengamati dan mencari tahu kekurangan yang ada pada rakyatnya.

Maklumlah, selain terkenal sebagai penyair ulung, Abu Nawas juga termasuk salah satu orang kepercayaan Baginda Raja, karena usulan-usulan dan petuahnya yang seringkali tidak masuk akal, namun tetap bisa menjadi solusi ketika masalah sedang tiba melanda.

Pada suatu malam, Abu Nawas melangkahkan kedua kakinya dengan santai menyisir kota.
Selama dalam perjalanan, ia sama sekali tidak melihat adanya sesuatu yang dirasa janggal, karena kesejahteraan penduduk pada waktu itu boleh dibilang cukup layak.

Pertunjukan Monyet.
Akan tetapi, pada saat Abu Nawas tengah berada di depan tanah lapang yang sering digunakan penduduk untuk mengadakan hajatan, tiba-tiba langkah kakinya terhenti dengan adanya kerumunan massa yang begitu banyak.

Abu Nawas pun bertanya kepada temannya yang bernama Husein yang secara kebetulan baru melihat pertunjukan di sana.
"Ada pertunjukan apa di sana?" tanya Abu Nawas.
"Pertunjukan keliling yang melibatkan monyet ajaib," jawab Husein.
"Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" tanya Abu Nawas.
"Monyet tersebut bisa mengerti bahasa manusia dan yang lebih menakjubkan lagi, monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja," jelas Husein.

Ancaman Abu Nawas kepada Monyet.
Jawaban Husein itu telah membuat Abu Nawas semakin tertarik dan penasaran.
Dia langsung pamit pada temannya itu untuk melihat pertunjukan monyet itu. Ketika Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan pada penonton.

Ternyata, sang pemiliki monyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.

Tak heran bila banyak diantara penonton mencoba satu persatu, mereka berusaha dengan berbagai cara untuk membuat monyet itu mengangguk-angguk.
Namun, hasilnya adalah sia-sia belaka.


Melihat kegigihan si monyet tersebut, Abu Nawas semakin penasaran.
Akhirnya Abu Nawas maju ke depan untuk mencobanya.
Setelah berhadapan dengan monyet itu, Abu Nawas bertanya,
"Tahukah engkau siapa aku ini?"
Si monyet menggeleng-gelengkan kepala.

"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas.
Si monyet menggelengkan kepalanya.

Abu Nawas berhasil.
"Apakah engkau takut kepada tuanmu?" tanya Abu Nawas memancing dan si monyet mulai ragu.
"Bila engkau tetap diam, maka aku akan laporkan kepada tuanmu," ancam Abu Nawas kepada monyet.

Seketika itu juga, si monyet yang pada dasarnya hanya takut kepada tuannya, secara spontan saja emngangguk-anggukkan kepala.

Horee....
Sontak saja saja para penonton bersorak karena ada orang yang mampu membuat si monyet mengangguk-anggukkan kepala.
Karena keberhasilan Abu Nawas tersebut, maka ia telah mendapatkan hadiah berupa uang yang lumayan banyak.

Di lain pihak, si pemilik monyet bukan main marahnya.
Pemilik monyet pun memukuli monyetnya dengan sebatang kayu karena malu terhadap pertunjukan itu.

SUMBER : http://kisahpetualanganabunawas.blogspot.com/2012/01/siasat-menaklukkan-monyet.html

Selasa, 10 Januari 2012

Delapan Qanun di Aceh Segera Diundangkan

HIDAYAT M. HASAN K. SYAM
BANDA ACEH--MICOM: Selama masa persidangan 2011, DPR Aceh telah mengesahkan delapan qanun untuk selanjutnya diundangkan sebagai peraturan daerah.

"Dari delapan qanun itu, satu di antaranya tidak ditandatangani eksekutif untuk diundangkan sebagai peraturan daerah," kata Ketua Badan Legislasi DPR Aceh Tgk Muhammad Harun di Banda Aceh, Rabu (4/1).

Qanun yang tidak ditandatangani tersebut yakni qanun tentang perubahan Qanun Nomor 7 Tahun 2006 tentang pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati serta wali kota dan wakil wali kota di Provinsi Aceh.

Sedangkan tujuh qanun lainnya, yakni qanun irigasi, qanun pajak Aceh, qanun bagi hasil pajak dengan kabupaten/kota, qanun perseroan terbatas dan pengembangan investasi Aceh. Kemudian, qanun tentang perubahan atas Qanun Nomor 3/2007 tentang tata cara pembentukan qanun, qanun pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup dan qanun retribusi pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA).

Ia mengakui, pengesahan qanun oleh DPRA tersebut tidak memenuhi target yang diagendakan sebelumnya. Sebab, dari rencana 31 rancangan qanun yang masuk program legislasi 2011, hanya delapan yang mampu diselesaikan.

Menurut dia, tidak terpenuhinya pembahasan rancangan qanun program legislasi tersebut karena pembahasan qanun pilkada menguras banyak energi dan waktu.

"Kalau pikiran dewan tidak terkuras saat membahas rancangan qanun pemilu kada mungkin banyak qanun yang terselesaikan dalam masa persidangan 2011," katanya.

Ia menyebutkan, pembahasan rancangan qanun yang belum sempat dituntaskan pada masa persidangan 2011 akan diagendakan kembali pada 2012.

"Kami dari Badan Legislasi akan segera bermusyawarah guna mengagendakan rancangan qanun yang masuk program legislasi 2012. Dan qanun yang belum dibahas pada 2011 akan diagendakan kembali," kata Tgk Muhammad Harun.